Singkat cerita, video ini dibuat sebagai undangan kepada teman-teman dekat. Alasan utama adalah lebih simple daripada harus memberikan undangan fisik dalam bentuk kertas. Keterbatasan waktu adalah kendala utama. Sesuai rencana, aku pulang dua minggu menjelang pernikahan. Ini sedikit merepotkan jika harus mendistribusikan undangan satu per satu kepada seluruh teman-teman. Sebenarnya aku bisa saja minta tolong kepada calon istri. Namun aku tidak mau terlalu merepotkan, apalagi dia masih bekerja (yang kadangkala lembur). Cieee… yang rajin lembur ^__^
Prinsip utama: Simple dan singkat.
Video ini simple, hanya 2.5 menit. Memang kami ingin membuat video singkat, karena aku tahu speed internet di Indonesia lebih terbatas. Tidak bisa membayangkan jika teman-teman harus melihat video 10 menit. Tentu merepotkan (dan membosankan).
Prinsip kedua: Pilih lagu yang cocok untuk background video. Kami membatasi hanya satu lagu maksimal. Satu durasi lagu biasanya 3 atau 4 menit. Namun karena kami tidak banyak punya kumpulan foto, maka lebih baik kurang dari 3 menit. Alhasil, kami menemukan lagu yang hanya 2.5 menit, yaitu When We Met by Sea of Cortez. Ini semacam lagu indie (sepertinya demikian). Hingga saat video ini dibuat, aku tidak menemukan video resmi. Aku hanya menemukan beberapa video di youtube yang menggunakan lagu ini.
Lagunya enak didengerin dan ringkas. Musiknya juga enak dirasain. Karena alasan inilah akhirnya kami pilih lagu ini.
Kami berdua banyak mengatur story line. Secara umum, video ini dibuat dari kumpulan foto masa kecil dan aktivitas saat ini. Story line yang paling penting adalah pembagian segmen dan urutan foto. Ini sangat penting. Urutan foto harus menunjukkan story line. Demikian pula dengan foto yang dipilih harus benar-benar tepat. Bisa dibayangkan dalam waktu kurang dari tiga menit, pesan ini harus tersampaikan dalam bentuk video.
Untuk teknis pembuatan video, kami dibantu oleh Lana. Dia adalah temanku ketika sama-sama kuliah di Maastricht dari 2013 ke 2014. Lana saat itu bekerja di Bali. Dia menyanggupi untuk membantu membuatkan video. Aku hanya berpesan: Foto dan cuplikan video sudah ada, story line sudah ada, lagu sudah ada, aku hanya perlu bantuan untuk mixing.
Teman lain yang membantu adalah Janyl, dari Kyrgyzstan, teman satu ruangan di UNU-MERIT. Dia mengambil video ketika aku (pura-pura) bekerja dalam ruangan. Ini bisa dilihat di menit 1:07 hingga 1:10. Cuma sebentar. Iya, muncul di video cuma sebentar. Tapi ini ngambil video setengah jam lebih!
Vava banyak membantu mengambil foto dan video. Hampir seluruh foto dan video yang menunjukkan aktivitas di Maastricht diambil oleh Vava, yaitu 1:10 – 1:22.
Ohya, bagian menarik adalah lari dengan membentuk rute “love”. Ini banyak dapat komentar dari teman-teman. Katanya kreatif dan lucu. Belum pernah ada yang bikin video seperti ini. Video ketika aku lari ini diambil oleh Vava. Ada satu bagian khusus dari video lari yang diambil oleh Aysha, pada menit ke 1:37 – 1:40, yaitu ketika aku mengaktifkan aplikasi Maps My Run untuk rute lari. Sedangkan video Mei lari di komplek rumah diambil oleh adiknya (Triani).
Story line sudah selesai disusun pada awal November 2015. Seluruh foto-foto sudah dikumpulkan pada pertengahan November 2015. Sebulan sebelum itu, aku bahkan sudah selesai pengambilan video lari, yaitu awal Oktober 2015. Mengapa lebih cepat? Karena baru masuk musim gugur. Bisa dibayangkan jika aku harus diambil video pada musim dingin. Sedangkan video dari Mei dikirimkan ke aku pada pertengahan November 2015.
Akhir November 2015, aku mulai menyusun draft urutan foto dan video sebagai story line untuk dikirimkan ke Lana. Sebagai tambahan animasi adalah video scribing, cek menit 1:22 – 1:25 dan 2:05 – 2:12. Akhirnya, Lana mengirimkan draft video pada minggu ke-2 Desember 2015.
“Cepat banget! Ini acara masih lama.” Aku agak kaget. Lana cuma bilang, “Nggak apa-apa, mumpung sempat. Nanti kalau ada perubahan tinggal dikabari saja.”
Tidak banyak perubahan. Secara content dan animasi sudah oke. Hanya sedikit typo dan tidak mengganggu story line. Namun memang harus dikoreksi. Hingga akhirnya, awal Februari 2016, video final sudah selesai.
Akhirnya, video di-launching pada minggu ke-3 Februari 2016. Beginilah format undangan kami ke grup whatsapp:
Yang menarik, kami tidak menggunakan bahasa formal untuk whatsapp. Kami menggunakan bahasa santai dengan sedikit icon agar tidak membosankan. Untuk video, kami buatkan link khusus:
Pada awalnya, link youtube disetting unlisted, artinya tidak bisa dicari oleh publik. Video hanya bisa diakses oleh mereka yang punya link tersebut. Hari ini, video youtube sudah kami setting public, artinya bisa dicari oleh publik. Siapa tahu bermanfaat bagi yang mau bikin video undangan pernikahan ^__^